Judul Buku : ISIS BUKAN ISLAM
Penulis : Dr. Suaib Tahir, Abdul Malik, MA,
Khoirul Anam, MA, Dicky Ahmad S.
Penerbit : Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme
Cetakan : II, Maret 2016
Jumlah Halaman :
67 Halaman.
Kehadiran kelompok gerakan
politik di Timur Tengah yang mengatasnamakan Islamic State of Iraq Syria (ISIS)
telah menjadi ancaman baru keamanan tidak hanya di kawasan Timur Tengah itu
sendiri, tetapi perdamaian dunia secara global. Bukan hanya tindakannya yang
brutal, kejam dan mengerikan, paham dan ideologi kekerasan yang mereka sebarkan
melalui berbagai media, khususnya media sosial.
Di
dalam buku ini akan menjelaskan sejarah dan seluk beluk kelompok ISIS. Buku ini
tersusun dalam lima bab. Di dalam bab satu menjelaskan tentang asal mulanya
terbentuknya kelompok teroris yang bernama Islamic State of Iraq Syria (ISIS).
Di dalam bab satu juga menerangkan tentang penyimpangan dan kekejaman kelompok
teroris ini. Yang mana kelompok ini melakukan aksi terorisme yang mengatas
namakan agama islam. Padahal sesungguhnya di dalam ajaran agama islam tidak
mengajarkan tentang ajaraan-ajaran tentang terorisme. Dengan adanya kelompok
ini, orang-orang beranggapan bahwa agama islam adalah agama yang mengajarkan
tentang peperangan. Padahal secara realita agama islam mengajarkan tentang
kedamaian dan kerukunan antar umat manusia.
Selanjutnya
pada bab dua menerangkan tentang agama islam yang mana agama islam adalah agama
yang Rahmatan Lil Alamin. Di bab dua juga menerangkan tentang agama islam yang
mana agama islam sebagai agama kemanusiaan. Hal ini terlihat dari ajaran agama
islam yang mengajarkan umatnya untuk berhubungan antar agama dan keyakinan baik
terhadap tetangga maupun dalam komunitas. Pada hakikatnya ajaran-ajaran yang
ada di dalam agama islam sama sekali tidak akan mencelakakan umat manusia,
bahkan ajaran-ajaran agama islam akan membawa kemaslahatan untuk umat manusia.
Dengan melihat esensi ajaran tersebut, sangat tegas dan jelas bahwa agama islam
adalah agama yang memuat prinsip dan nilai untuk menjaga kehidupan manusia itu sendiri. Agama
islam tidak menghendaki kehancuran manusia yang telah diberikan oleh Tuhan
untuk menciptakn kedamaian bagi seluruh alam semesta.
Di
bab tiga diterangkan tentang kekuatan kelompok teroris ISIS yang mana kelompok
ini menjadi kelompok teroris yang mepunyai kekuatan yang sangat besar. Bahkan
menurut catatan pemerintah Amerika Serikat ISIS merupakan salah satu kelompok
teroris di dunia yang mempunyai sumber pendanaan terbaik. Tidak hanya itu, ISIS
juga memiliki pasukan militer yang tangguh. Kekuatan sumber dana yang mereka
miliki bahkan mampu memanjakan para tentaranya dengan senjata-senajata canggih.
Selanjutnya metode inovatif yang dilakukan oleh ISIS degan memanfaatkan sosial
media dan aplikasi mobile phone untuk merekrut pendukung dan pasukan. Apa yang
dilakukan oleh kelompok ISIS ini menjadi suatu model baru dalam gerakan
terorisme dunia. Apa yang telah dilakukan oleh kelompok ISIS hari ini telah
menggemparkan dunia. Jika dilihat, pihak dibalik kelompok ISIS ini tentu saja
ada sebuah nama yaitu Abu Bakar al Baghdadi, yang mana orang ini sebagai
pemimpin tertinggi organisasi teroris ISIS. Semenjak resmi menjadi pimpinan
tertinggi ISIS, ia tiba-tiba menjadi misterius, tidak banyak fotonya yang
tersebar. Diantara pimpinan kelompok radikal ekstrimis lainnya, seperti Al
Qaeda, Al Baghdadi di kenal sebagai sososk yang memiliki kecerdasan dan
pemahaman agama yang lebih baik dibanding petinggi Al Qaeda seperti Osama bin
Laden.
Selanjutnya
di dalam bab empat menerangkan bahwa kelompok teroris ISIS menyimpang dari
agama islam. Tetapi hingga saat ini ISIS masih mengendalikan jargon negeri
khilafah. Dimana hukum-hukum Allah ditegakkan untuk menarik simpati masyarakat.
Bukti penyimpangan ISIS terlihat jelas dari penyalahgunaan mereka terhadap
ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist. Di dalam bab empat juga menjelaskan bahwa ISIS
telah merusak citra islam. Faktanya orang-orang sekarang khususnya orang yang
berbeda agama menganggap bahwa agama islam adalah agama teroris. Padahal
pandangan-pandangan seperti itu bertolak belakang dengan fakta yang ada.
Di
bab lima berisi tentang kelompok ISIS yang salah mengartikan arti jihad.
Menurut pandangan mereka jihad berarti meakukan peperangan. Tetapi di dalam
ajaran agama islam menjelaskan bahwa arti kata jihad sebetulya tidak dalam
lingkup peperangan saja. Tetapi arti kata jihad sesungguhnya lebih luas lagi,
bisa berarti perang melawan haw nafus dan lain sebagainya. Tetapi di dalam
kelompok ISIS mereka salah mengartikan tentang apa itu arti kata jihad. Dan
juga mereka tidak mengetahui tentang apa saja yang tidak diperbolehkan dalam
melakukan peperangan. Padahal di dalam ajaran agama islam sudah jelas tentang
apa-apa yang dilarang dalam melkukan peperangan seperti tidak boleh membunuh
seorang perempuan, anak-anak, dan juga orang yang telah lanjut usia. Tetapi
didalam kelompok ISIS tidak memperdulikan hal-hal tersebut. Jadi kesimpulan
dari buku ini yang telah dijelaskan dalam beberapa bab dapat diambil sebuah
ringkasan yaitu bahwa kelompok teroris ISIS bukanlah bagian dari agama islam
melainkan mereka adalah sebuah kelompok yang yang mengatas namakan agama islam
untuk menutupi gerakan-gerakan mereka yang radikal. Melainkan mereka adalah
sekelompok orang yang ingin mengadu domba dan memecah belah antar umat
beragama. Jadi kita sepatutnya berhati-hati dalam memilih dan menerima informasi
tentang ajaran-ajaran yang belum kita ketahui seluk beluknya seperti apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar